Tanggal 4 Agustus 2025, kami mendapatkan tugas kelompok yang menarik di pelajaran sejarah: membuat peta pikiran tentang “Bagaimana Sejarah Ditulis?”. Bersama dua orang teman, kami harus membedah proses di balik penulisan sejarah yang ternyata jauh lebih kompleks dari sekadar menghafal tanggal.

Siapa Penulis Sejarah?

Awalnya, kami memahami bahwa penulis sejarah didominasi oleh orang-orang terpelajar. Mereka sering disebut “bapak sejarah”, seperti Herodotus dari Yunani kuno, yang karyanya berfokus pada tokoh-tokoh besar, perang, dan kekaisaran. Namun, ada perubahan besar di abad ke-20. Semakin banyak orang dari berbagai latar belakang mulai menulis sejarah mereka sendiri. Misalnya, sejarah negara-negara seperti India yang sebelumnya ditulis dari sudut pandang Inggris, kini ditulis oleh orang-orang India itu sendiri. Selain itu, kesempatan pendidikan yang lebih luas bagi perempuan dan masyarakat dari keluarga miskin ikut mengubah perspektif penulisan sejarah. Keberagaman ini membuat narasi sejarah menjadi lebih kaya dan berimbang.


Tahapan dalam Menulis Sejarah

Kami juga mempelajari bahwa menulis sejarah tidak bisa sembarangan. Ada empat tahapan penting yang harus dilalui:

  1. Heuristik: Tahap awal ini adalah pencarian sumber. Kami memahami bahwa sejarawan harus mengumpulkan berbagai sumber, baik itu dokumen, artefak, foto, maupun catatan lainnya.
  2. Kritik: Setelah sumber terkumpul, tahap selanjutnya adalah menguji keasliannya. Kami belajar tentang kritik eksternal (menguji keaslian fisik sumber) dan kritik internal (menguji apakah informasi di dalamnya bisa dipercaya).
  3. Interpretasi: Di tahap ini, sejarawan harus menafsirkan dan menghubungkan fakta-fakta dari sumber yang telah diverifikasi. Ini adalah tahap di mana sejarah mulai dibentuk, namun juga bisa dipengaruhi oleh perspektif sejarawan itu sendiri.
  4. Historiografi: Tahap terakhir adalah penyusunan karya sejarah. Semua temuan disusun menjadi sebuah narasi utuh, bisa dalam bentuk buku, artikel, atau karya ilmiah lainnya.

Tantangan dan Fakta Penulisan Sejarah

Kami juga menyadari bahwa meskipun sejarah ditulis berdasarkan fakta, penafsiran dan perspektif sejarawan sangat memengaruhi hasilnya. Ini menjadi tantangan besar. Terlebih lagi, tantangan lain adalah menemukan sumber yang lengkap dan utuh. Di Indonesia, misalnya, pencarian arsip seringkali sulit karena belum semua terdigitalisasi. Hal ini membuat sejarawan harus bekerja keras untuk menyusun narasi yang akurat.

Tugas ini kami selesaikan dan kami presentasikan di depan kelas pada tanggal 11 Agustus 2025. Pengalaman ini benar-benar membuka mata kami bahwa sejarah adalah sebuah proses yang dinamis dan kritis.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Latest posts